Minggu, Januari 18, 2009

Masalah Lagi... Masalah Lagi (Laily Hidayati)

“Aduh…! Pusing banget nich. Lagi banyak masalah”, atau “Kenapa sich masalah selalu dateng hampirin aku!”, bisa juga “Kayanya masalah ku ga’ selesai-selesai dech, satu masalah belum beres, eeh dateng lagi yang baru”, “Aku udah muak dan bosen dengan semua masalah ini” dan keluhan-keluhan lainnya saat kita dihadapkan oleh sesuatu yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan.


Bukanlah hidup namanya, kalau tidak ber-masalah. Bukanlah orang dibilang sukses, kalau tidak sanggup menghadapi berbagai rintangan. Bukanlah disebut menang, kalau tidak dibuktikan dengan pertarungan. Bukanlah disebut lulus, kalau tidak mengikuti ujian. Bukanlah dibilang berhasil kalau tidak berusaha.
Sebagai manusia sering sekali kita hanya bisa mengeluh dan mengeluh atas apa yang menimpa kita yang tidak sesuai dengan harapan. Namun tidak jarang juga kita terhanyut dengan kegembiraan yang melenakan saat semua sesuai dengan yang kita harapkan. Kita sering lupa bahwa kehidupan itu ibarat putaran roda yang semua yang kita rasa tidaklah selamanya. Kadang kita diatas, kadang kita dibawah. Hari ini kita sedih, besok kita bahagia. Terus menerus silih berganti hingga akhirnya kita akan mati.
Allah berfirman:
“Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: ‘Kamu telah beriman’, sedangkan mereka dibiarkan tidak dicobai lagi? (tidak bermasalah). Dan sesungguhnya kami (Allah) telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar-benar (beriman) dan Allah juga mengetahui siapa orang-orang yang berdusta.” (QS. Al Ankabut: 2-3)

Pada dasarnya ujian Allah ada dua macam:
1. Cobaan yang tidak mengenakan/ tidak sesuai dengan harapan
2. Cobaan yang menyenangkan/ sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sadar atau tidak terkadang dalam benak kita tersirat untuk lari dari apa yang sedang kita hadapi. Namun itu bukanlah solusi. Karena permasalahan bukanlah untuk kita hindari akan tetapi untuk kita selesaikan dengan mencari jalan keluarnya.
Dalam psikologi, seseorang akan selalu menemukan permasalahan ketika ia akan mengalami perkembangan dalam dirinya. Permasalahan yang kita temui dapat melatih serta membantu kita untuk melangkah ketugas perkembangan berikutnya. Permasalahan dapat membuat kita semakin dewasa apabila kita berusaha untuk mencari jalan keluar yang terbaik dengan berbagai resiko yang akan dihadapi. Sehingga kita sudah siap saat kita menemukan permasalahan yang sama atau mungkin lebih besar di kemudian hari. Namun apabila kita berusaha untuk lari tanpa berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka kita tidak akan dapat melanjutkan tugas-tugas perkembangan kita ke tahap yang selanjutnya dengan baik. Kita terus lari dan berlari saat permasalahan itu datang kembali, hingga tanpa kita sadari bahwa kita telah terjebak dan bahkan tertinggal dengan yang lainnya.
Ujian atau masalah yang kita temui bukanlah tanda Allah membenci kita, akan tetapi justru kebalikkannya. Apabila Allah menyukai suatu kaum, maka akan diuji dengan kesenangan atapun dengan kesedihan. Allah ingin menjadikan kita kuat dalam menghadapi kehidupan. Bukan hamba yang lemah yang hanya bisa mengeluh, berpangku tangan atau bahkan lari dari kehidupan. Kuat bukan berarti yang berotot, bertenaga atau yang lainnya. Kuat disini adalah ketika kita dihadapkan dengan kebahagiaan kita tidaklah terlena, namum bersyukur dengan apa yang diberikan Allah. Dan apabila diberikan kesedihan maka ia akan bersabar dan hanya mengharap pertolongan-Nya.
Kita akan tahu persis harga sebuah kenikmatan, manakala kita sedang mendapatkan masalah atau cobaan. Dan cobaan itu adalah rahmat untuk sadar dan kembali kepada Allah. Permasalahan itu sendiri hakikatnya adalah bumbu kehidupan yang memperlezat kenikmatan. Bagi orang yang beriman, semua permasalahan bagus baginya. Dengan ada masalah itu, maka hidup akan menjadi lebih dinamis, tidak beku dan mati. Dengan bermasalah, dunia ini akan terasa indah, selama dihadapi dengan T.O.P.P (Tegar, Optimis, Prima, Percata diri) dan didasari dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Kalau gitu, gimana sich seharusnya cara kita untuk menyingkapinya?
Yang harus kita yakini dan kita tanamkan dalam diri kita adalah:
Cobaan/masalah yang kita terima bukanlah siksaan, tetapi sebuah ujian untuk meningkatkan keimanan.
Rosulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya cobaan/bala bencana yang menimpa orang yang beriman itu bukanlah untuk menyiksa (menghancurkan), tetapi ia datang untuk mengujinya”.

Jangan berputua asa, semua persoalan pasti ada jawabannya, dan semua kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Allah telah berfirman:
“Sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah:6)
Dan…
“Allah tidak akan membebankan suatu kaum, melebihi batas kemampuannya”. (Albaqarah: )

Oleh karena itu, setiap permasalahan yang kita temui sebetulnya kita dapat selesaikan. Akan tetapi sebagai manusia kita lebih sering mengeluh dan berputus asa. Sedangkan Allah maha mengetahui hamba-Nya.

Semua yang menimpa orang yang beriman itu pasti bagus dan berpahala.
Rosulullah saw bersabda:
“Menakjubkan jiwa orang yang beriman, sungguh semua urusan selalu baik baginya, jika mendapat kebaikan ia bersyukur dan jika tertimpa cobaan ia bersabar (diampuni dosa dan pahala dialirkan)”.

Jangan berburuk sangka kepada Allah SWT. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
“Aku (Allah) tergantung bagaimana hambaku menyangka”
Maksudnya kalau kita yakin Allah itu Maha pemurah, maka kita akan diberikan kemurahan-Nya. Kalau kita menyangka Allah membuat kejelekan kepada kita, maka kejelekan pasti akan menimpa kita.


Setiap Masalah, Ada Jalan Keluarnya
Dalam Setiap Cerita, Pasti Ada Hikmahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar