Minggu, Januari 18, 2009

Minder Oohhh...No!! (Laily Hidayati)

“G’ mau ah!! Aku ga bisa!!” atau “Mereka hebat ya, ga’ kaya aku!!” bahkan “Aku kan ga bisa apa-apa!”

Sadar atau tidak ungkapan-ungkapan itu pasti pernah terucap dari diri kita, ya paling engga di dalam hati gitu….!! Hayoo… jujur ja dech!! Nah… itu adalah perasaan negatif yang ada pada diri kita. Karena perasaan yang ada dalam diri kita dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, perasaan positif yang diharapkan keberadaannya, ia akan menguatkan rasa percaya diri kita. Dan dengan itu kita juga akan memperoleh kepercayaan dari orang lain. Kedua, perasaan negatif yang tidak diharapkan keberadannya. Ia akan meruntuhkan rasa percaya diri kita. Karenanya, kita harus berusaha keras untuk menjauhinya.
Percaya Diri merupakan kunci sukses dalam hidup. Karenanya membuat hidup kita menjadi sehat, cerdas dan berani. Analisa menajam. Kebijaksanaan, semangat dan daya kreativitas menghujam. Kegigihan untuk menemukan kebenaran dalam berbagai hal akan terus berkorbar. Matangnya jiwa dan budi pekerti yang disertai sikap rendah diri, toleran elegan, dan tenang dalam menyingkapi berbagai masalah, akan selalu mewarnai kehidupan kita. Tapi…….!!! Tanpanya, kita ga’ kan bisa meraup kesuksessan dalam pergaulan. Tanpanya pula, kita tidak akan bisa mewujudkan harapan yang ditargetkan. Bahkan sebaliknya, semangat akan melemah dan kreativitas akan mengendur ke titik yang mengkhawatirkan. Wa…….h bahaya kan???
Alfred Adler dalam teorinya ia meyakini bahwa individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan inferior. Inferiorita bagi Adler diartikan sebagai perasaan lemah dan tidak cakap dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Inferiorita merupakan suatu perasaan yang menggerakkan orang untuk berjuang menjadi superiorita. Manusia pada dasarnya dibedakan menjadi dua golongan. Yang pertama adalah individu yang neurotik atau patologis. Menurut Adler, individu yang neurotik mengembangkan perasaan inferiorita yang berlebihan dan mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superiorita personal. Golongan kedua merupakan individu yang sehat. Individu yang sehat bagi Adler adalah individu yang dimotivasi oleh perasaan inferiority yang normal disertai dengan minat sosial yang tinggi. Orang yang normal berjuang menjadi sukses dengan mengacu pada kejayaan pribadi dan kebahagiaan setiap orang yang ada di lingkungan sosialnya.
Sekarang daripada kita minder terus-terusan yang akan buat kita makin ketinggalan mendingan kita jadikanlah perasaan itu sebagai pendorong kita untuk menjadi sosok yang lebih baik. Lebih dari itu, kita harus menghadapinya dengan melakukan hal-hal yang positif. Tapi tetep harus ingat jangan sampai berlebihan, sebab walaupun itu positif bila berlebihan akan buruk akibatnya. N’ Allah juga tidak suka dengan hambanya yang berlebih-lebihan, firman Allah:

”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-Araf:26)
Tunggu apa lagi!!! Ayo,,, mulai detik ini kita akan berubah, tentunya ke arah yang lebih baik! Seperti pada hadits Nabi bahwasanya orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari kemarin. Pastinya maukan jadi orang yang beruntung?? Yakinkan pada diri kita sendiri bahwa “Aku Pasti Bisa, untuk berubah!!” and jangan lupa “Berdo’a, Berusaha, Berhasil”….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar